Belakangan, Galang beberapa kali menanyakan harga henpon. Hal ini dikarenakan henpon bekas saya yang biasa dia pakai main game sudah mulai error. Apalagi game yang error adalah Minecraft, game kesukaan Galang. Bagian pinggir layarnya sudaj tidak responsif saat disentuh.
Pelan-pelan saya coba jelaskan kepada Galang bahwa untuk membeli henpon baru itu perlu uang yang tidak sedikit. Kita punya banyak kebutuhan lain yang juga harus dipenuhi, seperti makan, listrik, asuransi, dan lain-lain. Tentu saja Galang tidak bisa mengerti kenapa begitu. Galang mulai menanyakan sebab akibat dan korelasi masing-masing argumen saya.
Mulai dari berapa harga henpon baru, saya bilang sekitar 3 juta. Berapa lama bapak harus bekerja untuk mendapat uang segitu? Saya jawab, saat ini Bapak belum bekerja jadi belum tahu kapan bisa punya uang segitu. Lalu Galang menanyakan bagaiamana caranya agar Bapak bisa segera bekerja dan bisa mendapat uang? Saya jawab, Galang bisa bantu berdoa kepada Tuhan agar bapak segera dapat pekerjaan. Dengan cepat Galang menjawab, okay nanti malam akan berdoa bersama ibu untuk meminta kepada Tuhan agar bapak segera mendapat pekerjaan.
Malamnya Galang ikut bersama ibunya sembahyang di sanggah. Dengan singkat padat dan jelas dia berdoa:
Dear God, i wish my Bapak get a new job. Thank you.
Keesokan harinya Galang kembali bertanya, apakah Bapak sudah mendapat pekerjaan? Saya jawab belum. Galang menjawab, ahh baiklah, nanti malam akan berdoa lagi. Galang lupa menambahkan kata soon dalam doa tadi malam. Malamnya Galang kembali bersembahyang di sanggah, tentu saja dengan doa yang sama dengan malam sebelumnya dengan tambahan kata soon.
Saya hanya ngakak, terima kasih Galang. Semoga doanya segera terkabul. Kata orang kita harus tetap berusaha meskipun situasi sulit. Dan doa adalah salah satu manifestasi usaha 🙂